METODE DAN TEKNIK
PELAKSANAAN
PEMELIHARAAN TENAK SAPI
LOKAL KHAS RANCAH
SISTEM KOLABORASI POLA TRADISIONAL DENGAN
TEKNOLOGI
(KOLATRATEK)
KELOMPOK TANI TERNAK
TRIJAYA
DESA SITUMANDALA KECAMATAN
RANCAH
KABUPATEN CIAMIS
PROVINSI JAWA BARAT
2012
METODE DAN TEKNIK PELAKSANAAN
PEMELIHARAAN TENAK SAPI LOKAL
KHAS RANCAH
SISTEM KOLABORASI POLA
TRADISIONAL DENGAN TEKNOLOGI
1.
Mukadimah
Segala sesuatu yang dinikmati
dan yang rencana hanya Allah SWT yang mengabulkan, maka serayanya kita
memanjatkan puji dan syukur atas karunia dan taofik-Nya.
Alhamdulillah
kami dapat menyelesaikan penyusunan tentang Rencana Pelaksanaan Metode Dan Teknik
Pemeliharaan Ternak Sapi Lokal Khas Rancah Sistem Kolaborasi Pola Tradisional
Dengan Teknologi (KOLATRATEK)
Kami menyadari sepenuhnya
bahwa penyusunan ini jauh dari sempurna karena keterbatan kemampuan dan wawasan
kami, maka kritik dan saran sangat kami tunggu untuk perbaikan-perbaikan,
sehingga penyusunan ini menjadi sempurna.
Semoga keyakinan kami
dikabulkan oleh Yang Maha Kuasa, untuk memberikan solusi kepada pemerintah
dalam penentasan kemiskinan sekaligus membantu kepada masyarakat sebagai
penghasilan tambahan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
2.
Selayang Pandang
Kita maklumi bersama bahwa perekonomian di negara kita pada saat
ini tidak menentu sering terjadi gejolak dan pluktuasi akibat dari sistem
perdagangan bebas sejak diberlakukannya beberapa tahun lalu, sehingga berdampak
inplasi terhadap nilai mata uang rupiah anjlok dari Rp. 2500,-/dolar tahun
sembilan puluhan dan sekarang ±Rp. 9000-an.
Berkaitan dengan hal tersebut maka sangat terasa bagi masyarakat golongan
ekonomi lemah khususnya dipedesaan dalam menjalankan usahanya baik petani,
pedagang kecil, atau kegiatan usaha lainnya.
Pemerintahpun mengakui bahwa kekuatan ekonomi masyarakat kecil
baik yang sifatnya kelompok maupun lembaga di pedesaan tahan terhadap gejolak
ekonomi global, sehingga banyak program-programnya yang diarahkan ke masyarakat
pedesaan terutama kepada kelompok-kelompok.
Dalam hal ini kami sebagai ketua kelompok tani ternak Trijaya
Desa Situmandala Kecamatan Rancah Kabupaten Ciamis, menyusun draf pengajuan
Sistem Pemeliharaan Ternak Sapi Lokal Khas Rancah yang berorientasi kepada
kebiasaan atau adat pola pemeliharaan ternak secara tradisional yang selama ini
masyarakat lakukan dipadukan dengan pola teknologi. Analisa kami akan sangat
bermanfaat bagi efisiensi permodalan maupun kesejahteraan peternak tradisional,
yang pada akhirnya akan berdampak pada penentasan kemiskinan.
3.
Pola Pemeliharaan Ternak Tradisional
a. Pola Pikir Peternak Tradisional
Dari pengalaman kami bahwa masyarakat yang memelihara ternak
sapi di pedesaan selama ini merupakan pekerjaan sampingan, dari pemanfaatan
luang waktu disela-sela pekerjaan pokoknya yaitu bertani, berdagang atau
sebagai buruh harian lepas. Pola pikir mereka tidak muluk-muluk (berangan-angan
tinggi) akan keberhasilan atas pekerjaan sampingan ini, namun dilakukan secara
serius, fokus dalam pemeliharaannya.
b. Maksud Tujuan dan Manfaat
Maksud dan tujuan mereka setelah ditanya (wawancara tidak
formal) mereka menjawab dengan polos : “lumayan tibatan cicing teu puguh gawe, dina
waktu keur nganggur disela-sela kasawah, bari ngagarap kebon mun ek balik ngala
parab heula keur sapi” (basa sunda).
Itulah jawaban mereka hampir 100% jawabannya sama, kemudian kami
tanya kembali tentang penghasilannya mereka jawab : “sabenerna panghasilan tina
buburuh ngingu sapi teh lamun diitung kanan bisnis (usaha) mah teu manjing, da
lamun diitung mah rugi salila ngingu ngagedekeun teh, lilana sataun mun
dirata-ratkeun ngan katitih 3000 perak sapoena paling alus 5000 perak, eta oge
kumaha jenis sapina, lamun kabeneran bibitna alus mah nya lumayan lah...
tibatan nganggur. (basa sunda)
Kami tanya lagi Kenapa mau memelihara sapi kalau merasa rugi ?
mereka jawab : “memang rugi lamun diitung sacara usaha mah tapi lumayan keur
tambahan-tambahan diwaktu-waktu penting, mun kapepet butuh biaya rada gede, pan
ari ngingu sapi mah bisa menta heula kadunungan prosesna babari teu kudu
pasyaratan nanaon, kadang-kadang ari keur alus milik mah sapi tereh gede atawa
tereh ngajuru sakeudeung nginguna meunang gede, pan bisa ngomean imah, bisa
nyakolakeun budak, pan manfaatna lumayan. kitu kang..........” (basa sunda)
Begitu jawaban mereka bahwa pekerjaan memelihara sapi merupakan
suatu tabungan dengan kurun waktu tertentu untuk memenuhi sebagian kebutuhan
hidupnya.
c. Proses Pemeliharan Sapi (Maklun)
1. Penyediaan Kandang
Menurut pernyataan mereka bahwa penyediaan kantang ternak dusediakan
oleh pemelihara tidak ada bantuan dari pihak pemberi ternak. Kemudian kami
bertanya Berapa biaya untuk pembuatan
satu unit kandang ? : “ teuing sabaraha
..... tara ngitung ....... nya lamun diperhitungkan mah nya erep bangsa Rp. 400.000
mah eta oge lamun awi jeung hateupna meuli (asbes atawa kenteng) lamun pake
hateup eurih atawa injuk mah moal erep sakitu, nya anu pasti meuli mah paku
jeung tambang keur ngadadung dan ku tambang lulub mah ayruna teu usum, biasana
lamun ek ngingu sapi bahan keur kandang teh awi (ngala tikebon mun boga) mun
teu boga meuli ti tatangga murah ukur 2500 perak satangkal kitu oge ngalana ku
sorangan dina lobana oge sapuluh leunjeur lamun hateupna kukenteng nya lamun ku
asbes mah ukur genep tangkaleun, masalah tanaga mah tara diitung pan daripada
ngahuleng, ngalamun, paling oge meuli udud jeung kopi dua poe eun ngagarapna
lamun alat-alat kumplit” (bas sunda)
Kesimpulan pembuatan kandang secara tradisional untuk satu unit
kapasitas ternak 1-2 ekor mereka tidak bermasalah dalam penyediaannya.
2. Penyediaan Pakan
Dalam penyediaan pakan ternak bagi mereka (peternak tradisional)
yang mempunyai lahan, terdapat lahan disela-sela tanaman produktif, bagi mereka
yang tidak mempunyai lahan (kebun) mengambil dari lahan-lahan umum seperti
tanah desa, tegalan, sawah atau hutan pemerintah yang tersebar.
3. Ijab Kobul Pemeliharaan
Transaksi pemeliharaan secara tradisional sangat sederhana tidak
ada pernyataan hitam diatas putih, cukup dengan berminat memelihara ternak
didepan yang punya modal kemudian ternak diantar oleh sang majikan, lalu
selesai karena peraturannya sudah membudaya secara adat yaitu : kalau
pembibitan hasilnya apabila sapi telah beranak maka anak sapi tersebut dibagi
dua (diuangkan) kalau peternak tidak mau
uang maka pemelihara harus membayar separuhnya kepada majikannya alhasil anak
sapi punya pemelihara namun hal itu (jarang terjadi) atau dengan aturan lain
memakai kebijakan secara kekeluargaan yang tidak dapat dihitung secara bisnis.
Seperti kasus diatas terjadi terkadang nanti apabila sudah beranak kembali maka
hasilnya sapi pertama yang sudah besar untuk peternak dan anak yang baru lahir
untuk pemodal (majikan), hal itu dapat terjadi bagaimana karaktern kedua belah
pihak.
Kalau ternak sakit, biasanya kalau sakit biasa dapat diatasi
oleh peternak kalau parah biaya ditanggung kedua belah pihak atau ternak tersebut
dijual kemudian dihitung sesuai kesepakan.
4.
Pola Pemeliharaan Secara Teknologi
Pola peternakan secara tenologi adalah pola yang telah
disesuaikan segala sesuatunya dari hasil penelitian para ahli seperti tentang :
1. Pembuatan kandang yang baik;
2. Penyediaan pakan ternak yang
bernutrisi;
3. Pengecekan kesehatan secara
rutin;
4. Pemberian kekebalan terhadap
penyakit (imunsasi)
Semua
itu sudah terperinci di dinas terkait, hal ini merupakan pola yang akan
diterapkan pada rencana pemeliharaan yang akan kami ajukan.
5.
Teknik Penerapan Sistem Kolaborasi Pola
Tradisional dengan Pola Teknologi
a.
Kandang
Pembuatan kandang diserahkan kepada calon pemelihara (Mitra)
disubsidi dari pemodal (Kelompok Inti) 50% dengan desain dan teknik diatur
sesuai standar pola teknologi dengan bahan tradrional untuk mengefisienkan
biaya.
b.
Pakan Hijauan dan Pakan Tambahan
Penyediaan pakan hijauan diserahkan sepenuhnya kepeternak
(mitra) sesuai kebutuhan ternak, dengan biberi pembinaan tentang aturan yang
baik dalam pemberian pakan hijauan dalam hal mutu rumput atau nutrisi yang
terkandung.
Sedangkan pemberian pakan tambahan (Konsentrat), sepenuhnya
disediakan oleh Kelompok Inti dengan durasi (jangka waktu) yang akan diatur kemudian
sesuai aturan yang telah ditetapkan.
c.
Kesehatan
Keshatan dilakukan oleh Kelompok Inti seperti, Vaksin, penyutikan
akibat penyakit akan ditangani sepenuhnya oleh pemodal Pengelola Inti.
d.
Manajemen
Proses perjanjian pemeliharaan diatur sesuai aturan yang
ditetapkan dengan mengisi formulir pemeliharaan dilampiri aturan-aturan
pemeliharaan termasuk bagi hasil.
Administrasi dikelola oleh Kelompok inti untuk
pelaporan-pelaporan ketingkat atas dan sebagainya. (contoh format terlampir)
6.
Efisiensi Modal Usaha
a.
Penyediaan Lahan Pembuatan Kandang
Kami telah menganalisa untuk mengefisiensikan modal dari
pemerintah bahwa “Tidak terasa mengambil
swadaya lahan untuk kebutuhan kandang dari pemelihara (Mitra) “
Kalau dihitung penyediaan lahan untuk kandang apabila dilakukan
secara kawasan akan menyerap dana yang sangat besar nilainya.
Sedangkan apabila dilakukan sistem yang kami tawarkan maka penggunaan
dana peruntukkannya akan sangat kecil, sehingga dana tersebut dapat
dialokasikan kepada pos yang lebih penting dan berguna.
b.
Pengadaan Lahan Pakan Ternak
Untuk pengadaan lahan pakan ternak sama seperti pengadaan lahan
untuk kandang bahwa “ Tidak terasa
mengambil swadaya lahan untuk kebutuhan pakan (hijauan) dari lahan-lahan
peternak (mitra)”
Apabila secara kawasan dalam penyediaan lahan untuk hijauan maka
akan membutuhkan biaya yang sangat besar nilainya, dari pembebebasan lahan
(kontrak/beli).
Sedangkan dengan pola yang kami tawarkan penyediaan lahan
hijauan untuk ternak tersebut, dengan biaya nol tanpa harus mengeluarkan biaya
untuk penyediaan lahan, maka alokasi dana tersebut dapat diperuntukan untuk
dana pos lain yang lebih bermanfaat keguanaannya.
c.
Penyediaan Dana Untuk Biaya Operasional
1. Opersional Pekerja Pengambil
Pakan
Perbandingan pengelolaan peternakan sapi dapat dibagi dua:
1) Secara Kawasan
Kebutuhan dana untuk menggaji pegawai untuk pengambilan pakan
ternak dalam setiap harinya akan membutuhkan tenaga kerja banyak sehingga dana
operasionalnya akan sangat besar;
2) Secara Kolaborasi
Sedangkan apabila sistem kolaborasi kemitraan peternak
tradisional tidak membutuhkan biaya sama sekali;
Dengan demikian efisiensi dana untuk
operasional pekerja pengambilan pakan tidak ada, sehingga dana diperuntukannya
dapat di salurkan ke pos lain.
2. Operasional Tenaga
Administrasi
Untuk tenaga operasional tenaga administrasi dapat ditentukan
sesuai kebutuhan.
7.
Analisa Manfaat Sistem Kolaborasi
Secara singkat kami dapat uraikan manfaat Pendirian Sistem
Peternakan Kolaborasi Pola Tradisonal dengan Teknologi diantaranya:
1. Pengefisienan Modal Awal;
2. Peningkatan Kesejahteraan
Mitra Peternak Tradisional;
3. Ketahanan Usaha dan Pengendalian
modal;
4. Akan bertahannya usaha ternak
tersebut dalam jangka panjang;
5. Akan berkembangnya mitra
usaha;
6. Pemanfaatan limbah ternak yang
berlimpah untuk pupuk organik;
7. Peluang usaha baru dari limbah
ternak;
8. Pertumbuhan perekonomian
masyarakat pedesaan akan meningkat;
9. Sewasebada daging akan
terpenuhi;
10. Kebutuhan bakalan ternak akan
terpenuhi;
11. Jalinan silaturahmi akan
meningkat;
8.
Peraturan-Peraturan Sistem Peternakan
Kolaborasi
PERATURAN
PENGGEMUKAN/PEMBIBITAN TERNAK SAPI
PENGELOLA INTI TRIJAJA
Pasal 1
Obyek Kesepakatan
1.
Ruang lingkup perjanjian ini
meliputi dasar kerjasama pembiayaan usaha bagi hasil antara kedua belah pihak,
yaitu pihak pertama sebagai pemodal (Pengelola Inti) Pihak kedua mitra
pengelola modal (Plasma) yang tergabung dalam Kelompok Ternak Trijaya
1 (contoh)
2.
Modal usaha yang digunakan untuk
pembiayaan anggota kelompok yang sebesar
Rp.........................................................
Terbilang
(....................................................................................)
3. Pembiayaan ini
digunakan untuk penggemukan/Pembibitan .............ekor Sapi
4. Dalam hal keuntungan
usaha, KEDUA BELAH PIHAK sepakat untuk berbagi hasil dengan nishbah 40 % (Pihak Pemodal) : 60 % (pihak Pemelihara/Mitra) dari keuntungan usaha (setiap
penjualan), setelah dikurangi biaya operasional lapangan (pengadaan dan
penggemukan Sapi).
5. Usaha yang berkaitan
dengan pemeliharaan berlokasi di Desa Situmandala Kecamatan Rancah Kabupaten
Ciamis, Jawa Barat.
Pasal 2
Penentuan Laba Bersih
1.
Yang dimaksud laba bersih adalah
laba kotor setelah dikurangi dengan biaya pakan dan biaya pembelian sapi
(operasional kelompok).
2.
Yang dimaksud laba kotor adalah
selisih harga antara harga jual Sapi dengan harga beli Sapi
Pasal 3
Hak dan Kewajiban
A.
Kewajiban Pihak Pertama
Ø Menyiapkan investasi
dan pendanaannya.
Ø Menangani masalah
administrasi dan keuangan dari usaha.
Ø Melakukan pemantauan
dan evaluasi program serta penjagaan kualitas layanan/pemeliharaan.
Ø Mengeluarkan infak
dari keuntungan setiap transaksi penjualan sesuai kemampuan.
B.
Hak Pihak Pertama
1.
Mendapatkan pelayanan dan informasi
terhadap pemeliharaan dan manajemen kandang pada umumnya (tata laksana
kandang).
2.
Mendapatakan informasi selengkapnya
dari segala masalah yang berkaitan dengan pelaksanaan usaha.
3.
Menerima uang bagi hasil sesuai
kesepakatan.
C.
Kewajiban Pihak Kedua
1.
Menyiapkan kandang bersama seluruh
anggota hingga siap operasional.
2.
Menangani masalah operasional usaha,
perawatan kandang, penyediaan pakan dan aspek pemeliharaan lainnya.
3.
Melakukan pengadaan Sapi
4.
Menjalankan prosedur standart
pengelolaan dan manajemen usaha.
5.
Mengeluarkan infak dari keuntungan
setiap transaksi penjualan sesuai kemamapuan.
D.
Hak Pihak Kedua
1.
Mendapat bagi hasil penjualan,
berupa pembayaran tunai sebagaimana disepakati kedua belah pihak.
2.
Mendapatkan informasi selengkapnya
dari segala masalah yang berkaitan dengan pelaksanaan usaha.
3.
Menerima uang bagi hasil sesuai
kesepakatan.
Pasal 4
Masa Berlaku
Kesepakatan ini
berlaku sejak tanggal.............bulan....................tahun 2012, Sampai
tanggal........., bulan....................tahun 20........
Pasal 5
Kekuatan hukum
Kesepakatan ini
tertulis diatas kertas bermaterai, dan ditandatangani kedua belah pihak
sehingga memiliki kekuatan hukum dan selanjutnya dijadikan sebagai dasar gerak
usaha.
Pasal 6
Kerugian (force majure)
1.
Yang dimaksud force majure adalah
hal-hal yang mempengaruhi pelaksanaan perjanjian kerjasama ini, yang diluar
kekuasaan kedua belah pihak, seperti bencana alam, huru hara, kerusuhan dan
keadaan darurat yang secara resmi dikeluarkan pemerintah
2.
Apabila terjadi Force Majure, Pihak Pemelihara (Mitra) harus memberitahukan secara
tertulis kepada Pihak Pemodal (Inti) paling lambat 1 (satu) bulan
setelah terjadi force majure, dan untuk ini Pihak Pemelihara (Mitra) tidak dikenakna kewajiban atau denda
apapun juga
Pasal 7
Perselisihan
Apabila terjadi
perbedaan dalam menafsirkan kesepakatan ini, kedua belah pihak sepakat untuk
menyelesaikannya melalui musyawarah yang didasari oleh nilai-nilai Islam.
Pasal 8
Tambahan
Apabila ada hal-hal
yang belum dan perlu diatur secara tersendiri akan dibuat aturan tambahan yang
isi dan jiwanya sejalan dengan kesepakatan ini, dan merupakan bagian tidak
terpisahkan dari kesepakatan ini.
Pasal 9
Penutup
Demikian peraturan ini
dibuat dengan sebenarnya, apabila dalam peraturan terdapat kekeliruan, maka
akan diperbaiki sebagaimana mestinya.
Ciamis,…………………………..
Ketua Pengelola
ttd
………………………………….
|
9.
Penerapan Manajemen
Pengolahan data dalam sistem ini menggunakan sistem administrasi
yang simpel, objektif dan akurat dengan sistem komputerisasi, sehingga kesalahan-kesalahan
dapat ditekan serendah mungkin.
Tenaga Operator dapat memberdayakan dari anggota kelompok induk,
sehingga biaya operator tidak terlalu besar cukup dengan satu operator saja,
hanya menggunakan orang yang SDMnya memenuhi persyarata.
10.
Pendirian Koperasi
Secara otomatis mitra-mitra peternak akan menjadi anggota
koperasi yang secara langsung dibentuk sejak Pengelolaan Ternak berjalan,
dengan memakai aturan baku perkoprasian nasional.
Perlu diketahui bahwa keberadaan koperasi yang selama ini banyak
berdiri di pedesaan, sebetulnya kalau kita jujur bahwa komitmen pendiriannya
sangat antusias dan semangat dalam tempo satu tahun berjalan normal dan sukses,
namun ketika tahun kedua ketiga mulai amburadul sampai pakum lalu hancur
kebanyakan dikarenakan tidak konsistennya sebagian para anggota.
Kenapa demikian ? penyebabnya adalah :
1. Tidak ada ikatan antara anggota
dengan pengelola (ikatan kerja)
2. Kurang tanggungjawabnya
sebagai Pengelola dan Anggota;
Kesimpulannya
bahwa pendirian Koperasi di Kelompok yang akan dilaksanakan merupakan salah
satu kekuatan atas kelemahan selama ini dalam perkoperasian. Maka dengan
demikian kami akan berusaha sepenuhnya atas konsistennya pendirian koperasi
tersebut.
11.
Analisa Penggunaan Dana
ANALISA BUDIDAYA TERNAK SAPI LOKAL KHAS RANCAH SISTEM KOLATRATEK
|
|||||||
TRIJAYA
|
|||||||
DESA SITUMANDALA KEC. RANCAH KAB. CIAMIS
|
|||||||
No
|
Uraian
|
Persentase
|
Alokasi Penggunaan
|
Saldo
|
|||
1
|
Modal Awal Terima dari Pemerintah
|
||||||
2
|
Pengadaan Sapi
|
||||||
3
|
Insfrastrukur Subsidi kandang mitra
|
||||||
4
|
Insfrastruktur Kawasan Induk
|
||||||
5
|
Operasional
|
||||||
6
|
Kesehatan Ternak
|
||||||
7
|
Pakan Tambahan
|
||||||
8
|
HMT untuk Kawasan Induk
|
||||||
9
|
Dana Cadangan
|
||||||
JUMLAH
|
|||||||
RINCIAN PENGGUNAAN DANA
|
|||||||
No
|
Uraian
|
Vol
|
Sat
|
Harga
|
Jumlah
|
||
1
|
Pengadaan Sapi
|
||||||
2
|
Insfrastrukur Subsidi kandang mitra
|
||||||
3
|
Insfrastruktur Kawasan Induk
|
||||||
4
|
Operasional
|
||||||
5
|
Kesehatan Ternak
|
||||||
6
|
Pakan Tambahan
|
||||||
7
|
HMT untuk Kawasan Induk
|
||||||
8
|
Dana Cadangan
|
||||||
12.
Contoh Administrasi Sistem Kolaborasi
a.
Contoh Surat Perjanjian
SURAT PERJANJIAN
MITRA USAHA PEMELIHARAAN
TERNAK SAPI LOKAL KHAS RANCAH
Nama :
.........................................................................
Tempat Tgl. Lahir :
.........................................................................
N I K :
.........................................................................
Alamat : Dusun
...........................................RT...... RW....
Desa ...................................... Kec. ...................
Dengan ini saya siap bermitra
usaha ternak Sapi Lokal Khas Rancah kepada Pihak Kelompok Trijaya dengan segala
konsekwensinya yang telah diatur sesuai aturan yang telah ditetapkan dan saya
siap menjadi Peternak/Pemelihara sapi dan menjadi anggota Koperasi adapun
kriteria ternak adalah :
1.
Nomor Anggota : .......................................................
2.
Banyaknya Ternak : .................... ekor
a.
Jantan : .................... ekor
(Penggemukan)
b.
Betina : .................... ekor
(Pembibitan)
3.
Tanggal Realisasi : .....................................................
4.
Perkiraan Pengembalian
Tgl : .......................................................
5.
Harga Modal Awal : Rp..................................................
(..................................................................)
Demikian surat perjanjian
ini dibuat dengan sebenarnya dalam keadaan sehat jasmani rohani tanpa ada unsur
paksaan dari pihak manapun.
Pemberi
(.........................................)
|
Ciamis,
.................................2012
Penerima
Materai 6000
(.........................................)
|
SAKSI-SAKSI :
1.
...................................... (........................)
2.
...................................... (........................)
b.
Contoh Surat Pengajuan Mitra Usaha
Situmandala,....................
Kepada
Perihal : Pengajuan Bermitra Usaha Yth,
Ketua Pengelola Inti Trijaya
Di
TEMPAT
Dengan Hormat,
Dengan
ini saya mengajukan permohonan untuk bergabung/bermitra usaha dengan Pusat
Pengelolaan Ternak Sapi Lokal Khas Rancah Kelompok Inti Trijaya Desa
Situmandala Kecamatan Rancah Kabupaten Ciamis.
Kemudian
saya siap memelihara ternak yang diberikan, dan menerima konsekwensinya sesuai
aturan yang telah ditetapkan.
Demikian
surat pengajuan ini disampaikan untuk dapat direalissikan sesuai harapan, atas
perhatiannya diucapkan terima kasih.
Situmandala,..................
Pemohon
.......................................
c.
Contoh Surat Balasan Pemohon
Situmandala,....................
Kepada
Perihal : Bermitra Usaha Yth,....................................
Di
TEMPAT
Sesuai
permohonan saudara tentang ingin bermitra usaha maka kami sebagai Pengelola
Inti memberikan kesempatan kepada saudara untuk bergabung bersama kami dalam
upaya peningkatan budidaya ternak sapi lokal khas Rancah sekaligus menjadi
fasilitas usaha untuk menumbuh kembangkan kesejahteraan saudara.
Selanjutnya
kami tunggu secepatnya untuk mengisi semua formulir dan segala pengisian administrasinya
di kantor kami
Demikian
surat ini disampaikan untuk dapat diketahui dan ditindaklanjuti atas
perhatiannya diucapkan terima kasih.
Ciamis,...............................
Pemohon
.......................................
d.
Contoh Surat Jalan Pengiriman Ternak
PENGELOLA INTI TERNAK SAPI
LOKAL KHAS RANCAH
TRIJAYA
Desa
Situmandala Kecamatan Rancah Kabupaten Ciamis
SURAT JALAN NO. :
.................... Ciamis,............................
Bersama ini kami krimkan
dengan Kepada :
..........................
Kendaraan : ............
No.Pol : ............... .......................................
Harap diterima dengan
baik di
..................................
Banyaknya
|
Uraian
|
Satuan
|
Keterangan
|
Yang
menerima
...........................
|
Sopir
........................
|
Ketua
Pengelola
.........................
|
No comments:
Post a Comment